Musim datang dan pergi silih berganti
Ombak masih terusan menghempas pantai tanpa jemu
Hadirmu satu kurnia buatku
Dan aku terus leka dalam nafas cinta yang mengkhayalkan
Namun takdir Tuhan memisahkan kita
Ombak itu masih di setia pada pantainya
Oh Tuhan...
Riuh kota masih belum mampu meluputkan memori
Insan kerdil yang masih menyimpan cinta semalam
Semua kenangan yang amat menyakitkan
Kerna air mata menjadi terlalu murah tatkala momen indah terbias di layar memori
Andai ini takdirNya dan doa kudusku diiringi restuNya
Namamu ingin ku padamkan terus dari sudut hati yang paling istimewa
Dan aku bisa tersenyum kembali tanpa bayangmu walau di angin lalu
Antara kau dan aku tiada siapa yang bersalah
Rahsia di hati tak siapa yang tahu
Cinta ini akan ku kenang selagi memori itu sudi bertamu dalam meniti usia
Insan teristimewa yang mengajarku erti rindu , cinta , air mata dan kecewa
Namamu yang bisa menggoyahkan keyakinan yang kucuba bina bertahun lamanya
Tanpa dirimu aku pasrah meniti musim kesunyian yang panjang
Aku cuba menghindar namun bayangmu tetap mengekori
Seksa yang aku telan sendiri bersama air mata kala malam sepi
Embun yang menitis menyedarkan aku dari tangisan
Mungkin kau bukan untukku
Ada yang lebih baik di luar sana menantikan siraman kasihku
Lepaskan aku dari terus meratapi cinta yang tak kesampaian
Akanku simpan cinta dan semua tentang kita di sudut hati paling dalam
Mungkin nanti akan ku temui cinta sejati walau dirimu hanya sekadar memori
Maafkan aku kerna terus mengingatimu
Maafkan aku kerna terus menyayangimu
Maafkan aku kerna terus merinduimu
Maafkan aku...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan